Angin musim dingin menyapu wajah Fajar ketika ia menutup pintu flat sempitnya di Jabal Amman. Suasana pagi itu begitu lengang....
Lanjut BacaDetailsOrang bilang, hidup di tanah rantau adalah seni bertahan di atas keterasingan.Jauh dari tanah kelahiran, jauh dari bahasa ibu, jauh...
Lanjut BacaDetailsDi antara senyapnya malam Istanbul, di balkon restoran yang menghadap Bosphorus, Yudis duduk bersama Iskandar, Kamil, Rizki, dan Randito. Mereka...
Lanjut BacaDetailsMusim Berganti Sabar dan Rindu Empat tahun telah berlalu sejak pertemuan pertama mereka di Jeddah. Empat tahun sabar, menahan rindu...
Lanjut BacaDetailsMatahari Jeddah bersinar terik, tapi hati Yudis lebih panas dari biasanya. Hari itu adalah hari yang tak pernah benar-benar ia...
Lanjut BacaDetailsDingin belum sepenuhnya pergi dari langit Istanbul. Namun pagi di rumah kecil itu terasa hangat. Mereka bangun lebih awal, shalat...
Lanjut BacaDetailsRestoran milik Yudis yang terletak di jantung kawasan pelajar Istanbul semakin dikenal dan ramai. Menu khas Indonesia seperti nasi uduk,...
Lanjut BacaDetails(Saat Harapan Tidak Lagi Terucap, Tapi Diusahakan dalam Diam) Musim semi mulai mengisi kota Istanbul. Langit biru muda menggantikan kelabu...
Lanjut BacaDetails(Ketika yang Pergi, Justru Mendekat Lewat Jalan Lain) Beberapa pekan setelah kepulangannya dari Jeddah, Yudis kembali larut dalam pekerjaannya di...
Lanjut BacaDetails(Kepastian Tidak Selalu Berupa Jawaban Ya) Yudis memutuskan kembali ke Jeddah. Ia tidak membawa cincin, tidak membawa proposal pernikahan, tidak...
Lanjut BacaDetails© 2024 Rasionalis - Situs Karya Jurnalstik PT Rasional Jurnalis Group.
© 2024 Rasionalis - Situs Karya Jurnalstik PT Rasional Jurnalis Group.