RASIONALIS.COM — Sekolah Lontara resmi diluncurkan dalam sebuah acara yang diselenggarakan di kediaman almarhum Ahmad Nurhani, Jl. Ki Mangunsarkoro No. 15, Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu pagi (8/6). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pelestarian bahasa, aksara, dan budaya masyarakat Sulawesi Selatan melalui pendekatan edukatif dan digital. 8/6/25
Acara peluncuran dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, akademisi, budayawan, dan perwakilan komunitas Sulawesi Selatan dari berbagai kota di Indonesia dan luar negeri. Tuan rumah, Huri, membuka kegiatan dengan menyampaikan dukungan penuh terhadap pelestarian warisan budaya melalui jalur pendidikan.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Tamsil Linrung, turut memberikan sambutan yang disampaikan melalui perwakilan. Dalam sambutannya, Tamsil menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Sekolah Lontara sebagai wadah pembelajaran budaya berbasis akar lokal. Ia menilai inisiatif ini sebagai bagian penting dalam memperkuat identitas generasi muda Sulawesi Selatan.
“Sekolah Lontara merupakan langkah konkret untuk menjaga bahasa dan nilai-nilai luhur Sulawesi Selatan agar tetap hidup dan dikenal oleh generasi masa kini,” ujar Tamsil dalam sambutan tertulisnya.
Ketua PB IKAMI SULSEL, Juga Andi In’mul Hasan, mengapresiasi Program Sekolah Lontara ini, yang menjadi wadah belajar bersama mahasiswa perantauan, tentu perlu dukungan dari berbagai pihak dan elemen sebagai keberlanjutan program ini.
Dua budayawan Sulawesi Selatan, Aras Prabowo dan Abdi Mahesa, hadir menyampaikan pandangan mengenai pentingnya literasi budaya di tengah perkembangan zaman. Keduanya menekankan bahwa pelestarian aksara dan bahasa merupakan fondasi dalam menjaga kesinambungan identitas masyarakat daerah.
Sekolah Lontara dirancang sebagai program pembelajaran yang menggabungkan sistem daring dan luring. Materi yang disajikan meliputi pengenalan aksara Lontara, struktur bahasa Bugis-Makassar, pepatah adat, sejarah peradaban, serta kesenian tradisional Sulawesi Selatan. Program ini terbuka bagi masyarakat umum, pelajar, mahasiswa, hingga diaspora Sulawesi Selatan di luar negeri.
Program ini dilaksanakan dengan dukungan dari berbagai cabang IKAMI Sulsel, Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS), serta komunitas diaspora dari Amerika Serikat dan Selandia Baru. Kegiatan ini juga diharapkan menjadi model pembelajaran budaya bagi daerah-daerah lain di Indonesia.
Panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini akan berlanjut dalam bentuk kelas berkala yang dapat diakses oleh peserta dari berbagai daerah melalui platform digital yang telah disiapkan.